Bedoyo Semang at 1860

Bedoyo Semang at 1860

When I talked with one of my cousins, we were discussing about batik and dance. I told her that I have some old pic about dancers from Keraton Yogyakarta, which I got from googling a few years ago.

She was so excited when she saw those pics.

I asked her why did they have highly visible aura? If you look at some pics about present dancer, it is different than some dancer in that old pics.

What is your opinion? Tell me please! 🙂

Pertemuan Antara Anoman dan Bima

Dekat dengan keponakan saya, mau tidak mau membuat saya rajin bercerita tentang wayang, karena dia sangat menyukai wayang. Salah satu tokoh yang sangat disukai olehnya adalah Anoman, kera putih.

Baru-baru ini, ada yang meminta saya melanjutkan lagi postingan tentang cerita wayang. OK, segera terpikirkan salah satu cerita yang menyentuh hati saya.

Alkisah, para Pandawa sedang menyamar dan mengasingkan diri di hutan selama 13 tahun setelah kalah adu taruhan dengan Kurawa. Kali ini, tidak ada Arjuna, karena dia sedang bertapa di sebuah gunung (kelak akan mendapatkan senjata Pasopati dari Dewa Syiwa). Sekian lama Pandawa berjalan di hutan, sampai suatu hari Drupadi tak dapat menahan sakit yang diderita oleh tubuhnya. Dia segera berhenti untuk mengaso.

Di saat beristirahat, Drupadi mencium bau bunga yang wangi, entah dari mana datangnya. Dia menginginkan bunga itu, untuk ditanam lagi di kerajaannya setelah masa penyamaran mereka di hutan telah selesai. Maka dia memohon kepada Bima untuk mencarikan bunga itu, untuk ditanam di istananya.

Tak ingin saudara-saudaranya terutama Drupadi menderita, Bima meluluskan permintaan Drupadi. Dia meninggalkan para saudaranya, mengikuti bau bunga yang wangi itu. Sampailah Bima di sebuah hutan dan dia mendapati sebuah jalan yang tampaknya menuju ke tempat bunga-bunga itu,

Sayangnya dia tak dapat melintasi jalan itu, karena di tengah jalan ada kera besar berbulu indah sedang tidur melintang. Bima berulangkali membangunkan dan menyuruh kera itu pergi, agar dia dapat melintasi jalan itu.

Kera besar itu meminta agar Bima sudi mengasihaninya sebab dia sudah tua, tidak dapat bangun dari tidurnya. Dia juga menasehati Bima untuk tidak melangkah lebih jauh lagi, sebab jalan itu hanya akan mendatangkan kematian bagi BIma. Namun ksatria Pandawa itu tak menggubrisnya sama sekali, dia merasa diri sendiri paling hebat dan paling kuat.

Akhirnya kera besar itu berkata kepada Bima,

“Singkirkanlah ekorku jika kau tak ingin melangkahiku sebagaimana yang sudah diajarkan oleh kitab Weda,”

Bima merasa percaya diri dapat menyingkirkan ekor yang terkesan ringan dan tak ada masalah apapun. Segera disingkirkannya ekor itu, namun ternyata Bima tak dapat mengangkatnya sama sekali, menggeser pun juga tak mampu.

Akhirnya Bima menyerah kalah kepada kera besar itu. Tanpa terduga,, kera besar itu memperkenalkan dirinya sebagai Anoman, saudara tertua dari Bima, yang diasuh oleh Dewa Bayu. Mereka berdua segera berpelukan, setelah Anoman memberinya petunjuk dimana bisa mendapatkan bunga itu.

Salah satu hal yang membuat saya kagum kepada figur Anoman adalah umurnya yang sangat panjang, sehingga dapat melintasi jaman Pandawa Kurawa dan seterusnya. Bahkan sudah jelas Anoman pun lebih sakti daripada BIma, hanya saja dia lebih bijak dalam menyikapi kepandaiannya.

Anoman memilih untuk menyepi dan tidak menyombongkan diri punya kepandaian yang luar biasa.

Ya, ini juga adalah salah satu kisah pewayangan yang juga saya kagumi.